Terbongkarnya Kisah Palsu Di Balik Tertangkapnya Agen Mossad
Skandal Dunia 03.16.00
WARSAWA – Kedua orang tua yang lolos dari kejaran Nazi dan sebuah sertifikat perkawinan lama agaknya menjadi cerita palsu yang dikarang agen Mossad Uri Brodsky untuk mendapatkan paspor Jerman untuk diserahkan kepada agen Mossad lainnya.
Surat kabar Jerman Der Spiegel menjabarkan langkah demi langkah cara Brodsky mendapatkan paspor yang kemudian dipergunakan dalam operasi Mossad di Dubai untuk menghabisi nyawa pejabat Hamas Mahmoud al-Mabhouh.
Menurut laporan itu, operasi untuk mendapatkan paspor Jerman dimulai Maret 2009, saat seorang pria bernama Alexander Verin, yang diyakini aparat Jerman merupakan nama samaran Brodsky, bertemu dengan seorang pengacara yang mengkhususkan diri dalam proses naturalisasi di Cologne.
Jerman yakin “Alexander Verin” adalah salah satu nama alias yang digunakan penduduk Israel yang ditangkap di Polandia dan dicurigai sebagai agen Mossad. Verin ditemani oleh seorang pria bernama Michael Bodenheimer, seorang warga Israel keturunan Jerman, yang mengajukan paspor Jerman.
Keduanya menjelaskan kepada pengacara imigrasi bahwa ayah bodenheimer, Hans, pindah ke Israel untuk menghindari kejaran Nazi. Mereka membawa serta sertifikat pernikahan orang tua, sebuah bukti yang disebut dapat membantu mendapatkan paspor dalam proses naturalisasi yang langsung.
Surat kabar tersebut menyebutkan Bodenheimer dan Brodsky kala itu tinggal di sebuah hotel di Cologne dan bahwa Bodenheimer kemudian menyewa sebuah apartemen di ujung jalan. “(Apartemen) itu sempurna dan murah, cocok untuk seseorang yang tidak ingin keberadaannya menarik perhatian,” tulis Der Spiegel.
Beberapa bulan kemudian, pada 16 Juni, sang pengacara menyerahkan dokumen yang diperlukan kepada kantor catatan sipil di Cologne, Bodenheimer mendapatkan paspor dua hari kemudian.
Menurut laporan Der Spiegel, persiapan dilakukan di Israel sebelum melakukan manuver di tanah Jerman. Pada akhir 2008, seorang pria tua bernama Hans Bodenheimer mengontak kedutaan Jerman di Tel Aviv dan meminta agar diberikan paspor Jerman.
Para staf kedutaan melaporkan cerita yang sama dengan yang diklaim dikatakan pada pengacara di Jerman. Ia mengaku dilahirkan di Jerman, namun melarikan diri ke Israel untuk menghindari Nazi.
Permintaan Hams disetujui dan ia dikirimi paspor Jerman melalui pos. Beberapa minggu kemudian, tulis Der Spiegel, putranya Michael muncul di Cologne.
Jerman yakin Michael Bodenheimer adalah salah satu anggota tim pembunuh yang turut ambil bagian dalam pembunuhan Mabhouh di Dubai, sementara Verin, yang diyakini sebagai Uri Brodsky yang ditangkap di Polandia, bertugas sebagai spesialis logistik Mossad yang berada di Eropa untuk memasok identitas palsu dan cerita karangan.
Kecurigaan tersebut muncul setelah memeriksa pola perjalanan Brodsky melalui berbagai negara di Eropa, semuanya dia masuki dengan menggunakan paspor Verin.
Menurut laporan Der Spiegel, para pejabat senior di Berlin yakin bahwa Israel “bertindak satu langkah terlalu jauh” untuk mendapatkan paspor Jerman yang digunakan dalam pembunuhan komandan Hamas. Para pejabat Jerman juga mengatakan Isreal menyalahgunakan dukungan Jerman terhadap mereka untuk mendapatkan paspor tanpa sepengetahuan aparat.
Ada banyak indikasi untuk mencurigai Michael Bodenheimer sebagai pembunuh yang dikirim Mossad dan terlibat langsung dalam pembunuhan Dubai. Para penyidik Jerman curiga bahwa Alexander Verin alian Uri Brodsky bertugas menciptakan biografi palsu, didukung oleh pola perjalanannya di Eropa, mulai Jerman hingga Swiss, kemudian ke negara-negara Baltik.
Ketika Brodsky ditangkap, dia baru saja daro Austria. Ketika mulai terungkap bahwa Bodenheimer dibantu seseorang di Jerman, para penyidik mengembangkan pencarian dan memasukkan nama Verin, yang juga tertulis “Alexander Varin” di sejumlah hotel.
Salah satu aturan dasar dunia intelijen adalah identitas palsu tidak boleh tercampur, tapi tampaknya itulah yang terjadi dalam kasus ini.
Terkadang sang agen menjadi Alexander Verin, terkadang Varin, dan terkadang Uri Brodsky, yang mengaku dilahirkan 12 April 1971.
Mossad mungkin telah “meminjam” identitas seorang warga Israel untuk melakukan misinya. Seorang psikiater terkemuka bernama Uri Brodsky yang tinggal di dekat Tel Aviv, pindah ke Israel dari Saint Petersburg 15 tahun lalu. Kepada Spiegel, ia mengatakan, “Saya bukan agen Mossad.”
Saat Uri Brodsky yang asli tidak meninggalkan Israel dalam waktu dua tahun, Brodsky palsu bepergian dan meninggalkan jejak. Dari hasil analisis perjalanan udara dan catatan kartu kredit, terungkap begitu banyak koneksi yang membuat para penyidik yakin bahwa paspor Alexander Verin dan Uri Brodsky digunakan oleh satu orang yang sama.
Berdasarkan hasil fotokopi yang didapatkan penyidik dari salah satu hotel yang ditinggali Verin, aparat mengetahui seperti apa rupa sang agen. Pengadilan Federal Jerman mengeluarkan perintah penangkapan tanggal 13 April lalu.
Masih dinantikan apakah betul-betul ada persidangan. Pengacara Uri Brodsky, yang ditahan di Polandia, minggu lalu mengumumkan bahwa kliennya bukan orang yang dicari aparat Jerman.
Sekarang semua bergantung kepolisian federal Jerman untuk membuktikan bahwa Brodsky adalah orang yang mereka cari, karena jika tidak, Brodsky mungkin tidak akan diekstradisi. Aparat di Uni Emirat Arab, yang menyelidiki pembunuhan Mabhouh, juga mungkin mengajukan permintaan ekstradisi
Tapi, bahkan jika tersangka agen Mossad itu ada di Jerman pun, pembelaan untuknya tidak begitu sulit diprediksi. “Brodsky hanya dituding menggunakan sebuah paspor Jerman palsu, itu saja,” kata Menteri Perdagangan Israel Ben-Eliezer. “Hal-hal lain harus dibuktikan terlebih dahulu,” tambahnya.
Hingga saat itu tiba, roda keadilan akan terus berputar di Jerman. Para penyidik kini ingin menganalisis praktik rahasia Mossad dan mencari petunjuk lain yang mengarah ke Jerman, sebelum dan setelah pembunuhan pejabat Hamas. Seorang pejabat senior pemerintah Jerman mengatakan, “Investigasi ini telah membuka kotak Pandora.” (suaramedia)