wikiLeaks.org Kilas Sejarah Dan Konspirasi
Konspirasi, Pengetahuan 22.25.00
Siapa sebenarnya orang di belakang WikiLeaks yang baru-baru ini sukses membongkar fakta-fakta sekaligus rahasia besar milik militer AS?
Adalah Julian Paul Assange yang merupakan pendiri sekaligus jurubicara WikiLeaks. Ia membesarkan situs whistle-blower tersebut sejak Desember 2006. Assange adalah seorang aktivis Internet sekaligus jurnalis asal Australia. Sebelum menangani WikiLeaks, pria kelahiran 3 Juli 1971 itu hanyalah seorang siswa matematika dan fisika yang bekerja sebagai programmer.
Di tahun 2006, Assange memutuskan untuk fokus membesarkan WikiLeaks. Dia terlibat dalam publikasi dokumen tentang pembunuhan yang tak tersentuh hukum di Kenya. Selain itu, dia juga mengungkap pembuangan limbah beracun ke pantai Afrika, disusul publikasi manual Church of Scientology, prosedur Teluk Guantanamo, dan material-material yang melibatkan bank-bank besar seperti Kaupthing dan Julius Baer.
Mungkin beberapa temuan Assange di atas masih asing di telinga Anda. Namun, yang paling menarik, justru ketika pria berdarah Australia asli itu membongkar ratusan ribu dokumen milik militer AS, termasuk invasi Amerika Serikat di Afghanistan dan Irak.
Pada 28 November 2010, WikiLeaks dan lima rekan media lainnya resmi mempublikasikan dokumen-dokumen tersebut di website cablegate.wikileaks.org. Sayang, website itu buru-buru ditutup oleh empunya domain asal Amerika Serikat (AS). Padahal, di laman tersebut, Anda bisa menemukan informasi berupa kumpulan memo diplomatik bersifat rahasia atau terbatas.
Jika belum sempat membacanya, Anda tidak perlu khawatir. Karena WikiLeaks.org telah bermigrasi dan mempunyai banyak situs bayangan. Dokumen-dokumen tentang hubungan diplomatik AS dan sejumlah negara di dunia masih tersedia di sini.
Menurut kabar terbaru, WikiLeaks kini mempunyai 355 alamat baru yang bisa diakses untuk umum. Ya, WikiLeaks belajar dari pengalaman setelah dibunuh oleh penyedia domain di AS.
Untuk diketahui, WikiLeaks merupakan proyek dari Sunshine Press. Sekarang sudah cukup jelas bahwa WikiLeaks bukanlah website yang dimotori oleh suatu organisasi atau pemodal berlatar belakang politik. Ia murni muncul sebagai website independen. Ia adalah kelompok global independen yang mewadahi orang-orang berdedikasi tinggi dengan ide pers bebas.
Beberapa perusahaan startup teknologi terlibat dalam pengembangan WikiLeaks sampai hari ini, termasuk dari Amerika Serikat sendiri, kemudian China, Taiwan, Eropa, Australia, dan Afrika Selatan. Sampai saat ini, penggagas dari WikiLeaks belum diketahui siapa. Hanya motifnya: meningkatkan transparansi di dunia.
Tak mau dibilang jumawa, di dalam websitenya, mereka mengatakan kebenaran temuan dan laporan mereka didasarkan pada bukti dan fakta, bukan semata-mata opini.
"Di saat badan-badan intelijen menimbun informasi dan bukti-bukti, WikiLeaks justru melakukan hal yang sebaliknya. Kami berusaha dengan susah payah membongkar semuanya dan mempublikasikan ke depan publik tanpa rasa takut dan penuh dukungan," tulis Assange dalam websitenya.
Di bulan Juni 2009, WikiLeaks mencatat lebih dari 1.200 relawan terdaftar dengan sembilan anggota dewan penasehat, termasuk Assange, Phillip Adams, Wang Dan, C. J. Hinke, Ben Laurie, Tashi Namgyal Khamsitsang, Xiao Qiang, Chico Whitaker dan Wang Youcai.
"Motif utama WikiLeaks adalah mengungkap aksi rezim yang menindas negara-negara di Asia, beberapa negara pecahan Uni Soviet, Afrika, dan Timur Tengah. Kami juga berharap dapat membantu orang-orang di mana pun yang ingin mengungkapkan perilaku tidak etis di dalam pemerintahan dan perusahaan," kata Assange.
Meski ditutup secara paksa, menyusul pemberangusan akunnya di PayPal, WikiLeaks masih bertahan. Selain di link berikut ini, Assange cs telah menyiapkan sejumlah 355 alamat lain untuk mengantisipasi serangan hacker. "Keep us strong. Help WikiLeaks keep governments open," tulis WikiLeaks pada banner yang terpampang di laman depan website. (umi)
• VIVAnews
Konspirasi dibalik Wikileaks
Situs Wikileaks masih terus melanjutkan proyek pembocoran dokumen rahasia Amerika.Tujuan aksi Wikileaks ini dapat ditangkap sebagai upaya memperkuat front Arab dalam menghadapi diplomasi regional Republik Islam Iran.
Dampak dari Pembocoran dokumen-dokumen rahasia ini akan dimanfaatkan oleh Amerika untuk meminggirkan ancaman rezim Zionis Israel bagi dunia Islam. Selain itu, proyek ini memberikan kesempatan kepada Tel Aviv untuk menarik napas lega dari kejaran dunia Islam atas pelbagai kejahatan kemanusiaan yang dilakukannya selama ini.
Empat tahun merupakan waktu yang cukup lama bagi sebuah situs internet untuk menjadikan dirinya sebagai pusat perhatian dunia. Tapi situs internet Wikileaks yang selama empat tahun beraktivitas tidak pernah dikenal oleh dunia, hanya dalam setahun tiba-tiba menjadi situs yang paling dicari oleh media-media pemberitaan.
Popularitas situs Wikileaks berasal dari dokumen-dokumen rahasia yang dipublikasikannya. Menurut para penanggung jawa situs ini, dokumen-dokumen ini merupakan bukti-bukti rahasia terkait pasukan militer Amerika di Irak dan Afghanistan.
Sekalipun demikian, dengan mengkaji dokumen-dokumen yang telah dipublikasikan oleh situs ini dapat diketahui bahwa sekalipun terkait kondisi perang dan militer Amerika di Timur Tengah, tapi sebagian besar isinya punya hubungan dengan Republik Islam Iran. Masalah yang membuat para pengamat meragukan klaim yang disampaikan para penanggung jawab situs ini.
Proyek Wikileaks, Ciptakan Konflik antara Iran dan Arab
Di antara dokumen yang dipublikasikan Wikileaks, ada sejumlah masalah yang menunjukkan proyek ini telah direkayasa sejak sebelumnya. Ada aksi terorganisir di balik proyek ini dengan tujuan menciptakan perselisihan dan konflik antarnegara Timur Tengah.
Penjelasan ungkapan sebagian kepala-kepala negara Arab terkait Iran yang dikutip dalam dokumen-dokumen ini merupakan upaya menjustifikasi adanya perselisihan dan konflik hebat antara negara-negara di Timur Tengah.
Para pengamat politik berkeyakinan, dengan mencermati pengaruh kuat Republik Islam Iran di kawasan, khususnya di bulan-bulan terakhir seperti dalam lawatan Presiden Mahmoud Ahmadinejad ke Lebanon yang mendapat sambutan luar biasa, publikasi berita-berita semacam ini dan fokus media-media secara luas akan masalah ini membuktikan ada satu skenario untuk menciptakan perselisihan antara Iran dan negara-negara Arab.
Di sisi lain, lawatan Nouri Maliki, Perdana Menteri Irak ke Tehran yang berujung pada keberhasilannya membentuk pemerintah baru telah menciptakan eskalasi sensifitas baru terkait peran Tehran di Timur Tengah, khususnya di front negara-negara Arab.
Tampaknya proyek berkelanjutan pembocoran dokumen-dokumen rahasia yang dilakukan Wikileaks salah satu tujuannya adalah memperkuat front Arab dalam menghadapi diplomasi regional Iran. Dampak dari proyek ini akan dimanfaatkan oleh Amerika untuk meminggirkan ancaman rezim Zionis Israel bagi dunia Islam. Selain itu, proyek ini memberikan kesempatan kepada Tel Aviv untuk menarik napas lega dari kejaran dunia Islam atas pelbagai kejahatan kemanusiaan yang dilakukannya selama ini.
Oleh karenanya, Perdana Menteri Rezim Zionis Israel, Benyamin Netanyahu begitu gembira atas pembocoran dokumen-dokumen Amerika ini dan menyebut Wikileaks tidak akan membuat masalah bagi Zionis Israel, sebaliknya malah memperkuat posisi Zionis Israel.
Dari Perang Irak Hingga Pemilu Iran
Ada hal lain lagi yang membuat pengakses situs Wikileaks semakin yakin ada konspirasi antara para penanggung jawab situs ini dengan para pemimpin Gedung Putih dan rezim Zionis Israel. Karena ada banyak masalah yang pada prinsipnya tidak ada hubungannya dengan militer Amerika di Irak dan Afghanistan, tapi cenderung hanya untuk menciderai posisi Iran di Timur Tengah.
Para penanggung jawab situs Wikileaks tidak pernah memberikan penjelasan bagaimana surat-menyurat pasukan Amerika di Irak sampai pada jumlah perolehan suara Mahmoud Ahmadinejad dalam pemilu presiden tahun lalu dengan tepat!!!
Begitu juga prosentasi yang cukup tinggi dari dokumen-dokumen ini terkait Iran, lebih dari 70 persen, membuat para pengamat independen internasional menilai Wikileaks hanya bagian dari proyek CIA.
Reaksi Ahmadinejad atas Aksi Wikileaks
Presiden Republik Islam Iran, Mahmoud Ahmadinejad Senin kemarin (29/11) dalam konferensi persnya di hadapan wartawan dalam dan luar negeri terkait dokumen-dokumen yang dipublikasikan oleh Wikileaks yang membuat permintaan sebagian negara-negara Arab agar Amerika menyerang Iran menjawab, "Publikasi dokumen-dokumen ini merupakan kenakalan Amerika dan menurut kami hal itu tidak bernilai sedikitpun. Hubungan kami dengan negara-negara tetangga adalah hubungan negara bersahabat dan bersaudara. Kenakalan-kenakalan semacam ini tidak akan pernah mengganggu hubungan kami. Selain itu, dokumen-dokumen ini tidak punya nilai sama sekali."(IRIB/SL/PH)
Posted by Ivan81
on 22.25.00.
Filed under
Konspirasi,
Pengetahuan
.
You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0